Jumat, 11 Juli 2014

eksis 4i











































KECAMATAN BESUKI

             Kecamatan Besuki adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Luasnya adalah 26,08 km². Pada tahun 2004, penduduknya berjumlah 57.109 jiwa. Pada zaman dahulu kota ini penting karena merupakan ibu kota Karesidenan Besuki. Pada zaman Majapahit, Besuki sudah merupakan suatu daerah yang berkembang dan dikenal dengan nama Keta yang pernah bersama dengan Sadeng melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Majapahit tapi berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1331.
   
         Alun - alun dan Masjid Besuki pada tahun 1929 ini membuktikan bahwa kemajuan peradaban masyarakat besuki dibanding dengan masyarakat diwilayah yang lain, bahkan besuki pernah menjadi pusat karesidenan untuk wilayah Kab.Situbondo, Jember, Bondowoso dan Banyuwangi .
 
       Ini rumah resident Besuki saat belum di pindahkan ke Bondowoso pada waktu pemerintahan penjajahan Belanda pada tahun 1927 - 1929, sekarang di jadikan Sekolah oleh masyarakat yaitu SMA N 1 Besuki. Dibawah ini di sebutkan beberapa kelurahan atau desa di kecamatan Besuki

Kelurahan/desa di Kecamatan Besuki

  1. Kalimas 
  2. Widoropayung
  3. Bloro
  4. Besuki
  5. Demung
  6. Jetis
  7. Langkap
  8. Pesisir
  9. Blimbing
  10. Sumberejo

Kamis, 10 Juli 2014

SEJARAH KABUPATEN SITUBONDO

         Kabupaten Situbondo adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia dengan pusat pemerintahan dan ibukota terletak di Kecamatan SitubondoKota ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomiannya tampak aktif. Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-    Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda. Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
           Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan. Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai sekarang "masih tersembunyi".
Pantai Pasir Putih pada tahun 1920-an.
             Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 hingga 1970-an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat, namun kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.
             Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah kabupaten Panarukan dengan ibukota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibukota Situbondo berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.
           Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu beluml berada di lingkungan Pendopo Kabupaten, namun masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).

Jawa Timur

                   Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukota terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia (Pulau Sempu dan Nusa Barung). Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.
                 Jawa timur berbatasan langsung dengan jawa tengah dan Yogyakarta di bagian barat, sedangkan di bagian timur Jawa timur berbatasan dengan Provinsi Bali, namun di pisahlan oleh laut yang si kenal dengan nama selat Bali. Jawa Timur memiliki beberapa kabupaten kota. Provinsi Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota. Ibu kotanya adalah Surabaya. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Jawa Timur, beserta ibu kota kabupaten.
East Java province.png
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Wali Kota
1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan Makmun Ibnu Fuad
2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
3 Kabupaten Blitar Kanigoro Herry Noegroho
4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro Suyoto
5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso Amin Said Husni
6 Kabupaten Gresik Gresik Sambari Halim Radianto
7 Kabupaten Jember Jember MZA Djalal
8 Kabupaten Jombang Jombang Nyono Suharli Wihandoko
9 Kabupaten Kediri Kediri Haryanti Sutrisno
10 Kabupaten Lamongan Lamongan Fadeli
11 Kabupaten Lumajang Lumajang Sjahrazad Masdar
12 Kabupaten Madiun Caruban Muhtarom
13 Kabupaten Magetan Magetan Sumantri
14 Kabupaten Malang Kepanjen Rendra Kresna
15 Kabupaten Mojokerto Mojokerto Mustofa Kamal Pasa
16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk Taufiqurrahman
17 Kabupaten Ngawi Ngawi Budi Sulistyono
18 Kabupaten Pacitan Pacitan Indartato
19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan Achmad Syafii
20 Kabupaten Pasuruan Pasuruan Irsyad Yusuf
21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo Amin
22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan Puput Tantriana Sari
23 Kabupaten Sampang Sampang Fannan Hasib
24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo Saiful Ilah
25 Kabupaten Situbondo Situbondo Dadang Wigiarto
26 Kabupaten Sumenep Sumenep Abuya Busyro Karim
27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek Mulyadi WR
28 Kabupaten Tuban Tuban Fathul Huda
29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung Syahri Mulyo
30 Kota Batu - Eddy Rumpoko
31 Kota Blitar - Samanhudi Anwar
32 Kota Kediri - Abdullah Abu Bakar
33 Kota Madiun - Bambang Irianto
34 Kota Malang - Muhammad Anton
35 Kota Mojokerto - Mas'ud Yunus
36 Kota Pasuruan - Hasani
37 Kota Probolinggo - Rukmini Buchori
38 Kota Surabaya - Tri Rismaharini

DRAMA TARI TUGAS



NASKAH DRAMA TARI
ARJUNA DAN SRIKANDI







Dosen Pengampu                    : Indah Lestari, S.Pd



Disusun Oleh  :
Kelas IV (Empat) i



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
2014




KATA PENGANTAR

            Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah dan karya tari ini dengan lancar guna memenuhi
            Naskah tari ini dapat kami selesaikan dengan baik dan memadai berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada :
1.      Ibu Indah Lestari, S.Pd selaku dosen pembina .
2.      Tri Wahyu Martiningsih, S.Pd Selaku dosen pembina .
3.      Orang tua kami tercinta
4.      Para seniman dan seniwati yang mengiringi
Kami menyadari karya tari ini masih jauh dari  kata sempurna. Namun harapan kami, dengan karya ini kami dapat melestarikan kesenian yang ada di Universitas Abdurachman Saleh Situbondo pada khususnya dan Situbondo pada umumnya
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi penciptaan dan proses kami selanjutnya .



Situbondo, 04 Juli 2014


Penulis                                      


DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata Pengantar         .......................................................................................... i
Daftar Isi                    .......................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN   .............................................................................. 1
A.    Latar Belakang            .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN      .............................................................................. 2
A.    Sinopsis Cerita            .............................................................................. 2
B.     Naskah Drama                        .............................................................................. 2
C.     Naskah Dialog                        .............................................................................. 5
TOKOH
Nama Pemain                                      …………………………………………. 9
Tari Umbul – Umbul                           …………………………………………. 9
Tari Bendera                                       …………………………………………. 9
Tari Umbul – Umbul dan Bendera     …………………………………………. 9
Tari Kijang                                          …………………………………………. 10
Tari Rakyat                                         …………………………………………. 10
PENUTUP


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Seni merupakan pengalaman yang berguna untuk memperaya perasaan dan pertmubuhan batin seseorang, baik sebagai seniman maupun sebagai penikmat. Menurut Louis Ellfedt menegaskan bahwa tari sebagai bentuk seni merupakan ekspresi yang mapu menciptakan image – image gerak yang membuat kita lebih sensitif terhadap realitas .
Artinya keberadaan tari memiliki nilai guna dan hasil guna yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Maka, kedudukan tari dalam kerangka kehidupan sosial tersebut adalah sebagai media yang mampu mengikat (hubungan sosial) dan sebuah kontribusi untuk menciptakan kesinambungan kehidupan sosial. Jika pengertian tersebut digunakan untuk menyimak keberadaan tari pada umumnya, dan tari Indonesia pada khususnya. Dapat disimak keberadaan tari etnik yang terbesar di berbagai wilayah, yaitu di Indonesia sangat lekat dan terkait dengan hajat hidup masyarakatnya baik sebagai bentuk ekspresi sosial .
Sehubungan dengan hal itu, sebagai dasar pemikiran penata gerak di dalam garapan ini adalah mengungkapkan kehidupan kerajaan yang khususnya pada kehidupan Asmara Arjuna dan Srikandi. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas membuat drama tari untuk mata kuliah Pendidikan Seni Tari yang mewajibkan setiap kelas membuat drama tari yang tema dan judulnya telah di tentukan oleh dosen Pembina di masing – masing kelas .










BAB II
PEMBAHAHASAN
A.    Sinopsis cerita.

Ø  Hadirin tibalah saatnya,sebuah kaian menarik yang patut kita saksikan bersama,kita nikmati bersama dan kita kaji bersama.Persembahan dari kelas 4i PGSD UNARS Situbondo.
Ø  Kali ini mengetengahkan, sebuah drama tari MAHABHARATA.
MAHABHARATA
Ø  Pada episode tedahulu,di gambarkan diceritakan tentang sayembara,yang di adakan di kerajaan panchala.Yang pada akhirnya Arjuna dari pihak Pandawala pemenangya. Namun pada kenyataannya Drupadi yang harus kawin dengan Yudistira.
Ø  Didalam season berikut ini akan menggambarkan menceritakan tentang pertemuan Arjuna dan Srikandi
Ø  Bagaimana kisah selatjutnya,inilah persembahan dari kelas 4i PGSD UNARS Situbondo

B.     Naskah drama
Asmara Arjuna Srikandi
      Arjuna dan Srikandi bertemu ketika di adakan sayembara oleh raja panchala raja Drupada, ketika itu raja Drupada memberi kabar bahwa sayembara ini pemenangnya akan mendapat anak sulungnya (Sang Puteri Mahkota kerajaan panchala) yang bernama Drupadi, para pangeran dari seluruh kerajaan sekitar panchala pun mengikuti sayembara tersebut termasuk para brahma dari kalangan pandawa, terompet tanda sayembara akan dimulaipun mulai di tiup oleh pengawal kerajaan, raja Drupada telah menempati singgasana di lapangan kerajaan tersebut ditemani puterinya Drupadi dan Srikandi .
Satu persatu pangeran mulai melakukan tantangan sayembara tersebut, satu persatu dari merekapun mulai tersisih karena tidak bisa menyelesaikan tantangan sayembara tersebut. Saat para pangeran mulai merasa mustahil untuk memenangkan sayembara, kemudian  majulah arjuna untuk melakukan tantangan sayembara tersebut, Di saat Arjuna melaksanakan tantangan tersebutlah Srikandi melihat Arjuna dan mulai merasa menyukai Arjuna, bahkan Srikandi berbisik pada kakaknya drupadi bahwa Arjuna sangat tampan, dan pada akhirnya sayembara tersebut dimenangkan oleh Arjuna, karena Arjunalah satu – satunya yang dapat menyelesaikan tantangan sayembara tersebut .
Raja Drupada pun sangat senang dengan selesainya sayembara tersebut, Sang rajapun memanggil Arjuna untuk di umumkan menjadi pemenang yang akan dinikahkan dengan puterinya, sesaat setelah di umumkan sebagai pemenang Arjuna berkata pada raja “Saya tidak bisa menjadi satu – satunya suami dari Drupadi tuanku”
“Kenapa demikian?” Kata Drupada dengan emosi .
“Hamba telah sepakat dengan kakak – kakak hamba, bahwa apa saja yang kami miliki akan kami bagi rata” Kata Arjuna sembari memanggil kakak – kakaknya untuk berada disampingnya .
      Drupada pun geram mendengar ucapan dari arjuna, sangat tidak mungkin puterinya akan menikahi kelima pandawa tersebut, setelah beberapa lama diam akhirnya Arjuna pun mengambil keputusan agar kakak sulungnya (Yudistira) yang akan menikahi Drupadi, Arjuna berkata “Jika Drupadi tidak bisa menikahi kami semua, saya pun tidak pantas mendahului kakak saya Yudistira untuk menikah terlebih dahulu” .
“Tapi kamulah pemenangnya Arjuna bukan yudistira, tapi itu hakmu sebagai pemenang” Kata Drupada. Setelah itu diputuskanlah bahwa yang akan menikahi puteri Drupadi adalah Yudistira, dan meraka pun menikah .
      Lama setelah pernikahan Yudistira dan Drupadi, Srikandi yang seorang pemanah tengah berburu di hutan, dia mencari kesana kemari hewan buruan dan akhirnya dia menemukan rusa dan di jadikan rusa itu hewan buruannya kali ini, dia mengarahkan anak panahnya tepat pada rusa tersebut, saat dia melepaskan anak dan mengenai rusa tersebut, namun saat itu terdapat satu panah lain yang tertancap pula di badan rusa tersebut, saat Srikandi hendak mengambil rusa buruannya, nampak pula seorang lelaki yang ingin mengambil rusa itu juga dan ternyata laki – laki itu adalah Arjuna .
      Saat itulah Arjuna jatuh cinta akan kecantikan dan kepandaian Srikandi dalam memanah, Arjuna memendam hasrat ingin menikahi Srikandi dan menjadikannya isteri ketiganya. Lama setelah srikandi dan arjuna berada di hutan sampai sore menjelang mereka berpisah untuk kembali ke istana masing – masing. Setelah beberapa hari setelah pertemuan itu Arjuna datang ke Phancala untung meminang Srikandi.
      Sesampainya di Panchala Arjuna mengahadap ke raja Drupada dan berkata “Maaf  baginda, ada hal yang ingin saya utarakan”.
“iya, ada apa Arjuna?” Kata raja .
Arjuna mengutarakan keinginannya yang berhasrat memiliki Srikandi, sesaat suasana hening setelah Arjuna mengutarakan keinginannya, Raja terkejut dengan keinginan Arjuna yang ingin meminang Srikandi sebagai isteri ketiganya. Kemudian raja meminta dayang untuk memanggil Srikandi dan menyampaikan keinginan Arjuna yang berhasrat meminangnya.
      Srikandi sejenak terdiam mendengar ucapan ayahnya, dalam hati Srikandi sangat senang mendengar hal tersebut, namun Srikandi berusaha untuk tidak langsung menerima pinangan Arjuna. Disaat Arjuna telah meninggalkan Panchala, Srikandi mengutarakan tentang perasaan hatinya pada ayahnya .
“Sebenarnya saya mau menerima pinangan dari Arjuna” Kata Srikandi .
“Lalu mengapa tak kau terima saja tadi?” Jawab ayahnya .
      Srikandi mengatakan keinginannya jika Arjuna bersungguh – sungguh ingin menikahinya dia akan menerima tantangan yang diberi oleh Srikandi, Srikandi berkata bahwa dia ingin Arjuna mencari seorang wanita untuk beradu panah dengannya, jika wanita yang diajukan Arjuna itu menang maka Srikandi bersedia menjadi isteri ketiga Arjuna. Sebaliknya, jika Srikandi yang menang Srikandi tidak akan menerima lamaran dari Arjuna .Rajapun menyuruh salah satu orang kepercayaannya untuk mengatakan tantangan dari Srikandi untuk Arjuna.
Sementara itu di kerajaan Arjuna, berkumpul Arjuna beserta istri – istrinya (Subadra dan Rarasati) yang membicarakan keinginan Arjna yang ingin menjadikan Srikandi istri ketiganya. Tiba – tiba datang prajurit dari panchala yang membawa kabar tentang syarat dari Srikandi. Setelah mengetahui syarat tersebut terjadi konflik antara Ajuna dan istri – istrinya, kemudian Rarasati yang bersedia  menerima tantangan Srikandi .
Tibalah saatnya tantangan itu di laksanakan, di alun – alun kerajaan berkumpul semua rakyat untuk menyaksikan adu panah antara Srikandi dan Rarasati. Dalam adu panah yang pertama Srikandi dan Rarasati beradu memanah sebuah telur dengan mata tertutup, dalam adu panah yang pertama ini mereka sama – sama dapat mengenai sasaran dengan tepat, Srikandi merasa heran melihat Rarasati dapat memanah dengan tepat.
Dalam adu panah yang kedua Srikndi dan Rarasati beradu memanah mengenai satu sasaran dengan lima anak panah, dalam adu panah yang kedua ini, saat Srikandi memanah salah satu anak panah Srikandi meleset dari sasaran yang membuat seisi alun – alun itu terdiam membuat suasana hening. Kemudian giliran dari Rarasati yang akan memanah. Semua mata tertuju pada lima anak panah dari Rarasati yang tepat pada sasaran. Srikandi pun mengakui kekalahan dan kehebatan dari Rarasati.
Setelah adu panah itu berakhir dan di tentukan Rarasati pemenangnya, akhirnya Srikandi menikah dengan Arjuna dan menjadi istri ke tiga Arjuna .

C.    Naskah dialog .
Pada saat sayembara yang memperebutkan Drupadi (pengangkatan Gendewo Panchala)
Bima          : Tunggu adikku Arjuna
Arjuna       : Ada apa kanda?
Bima          : biarkan aku saja terlebih dahulu
Arjuna       : Baiklah kanda, silahkan ..
                  Pada saat Arjuna dan Srikandi berburu, prajurit dari pihak Srikandi dan pandawa hendak berperang .
Arjuna       : Hentikan …
Nakula       : Apa yang kau lakukan Arjuna?
Bima          : Kami adalah Saudaramu .
Sadewa     : Takkan ku biarkan sedikitpun mereka menyentuhmu Arjuna .
Yudistira   : Mereka hendak menyerangmu Arjuna?
Arjuna       : Kakakku Yudistira dan saudara – saudaraku, apa yang telah kalian lakukan                         sangat aku hormati, akan tetapi hatiku tertusuk oleh panah api asmara. Dan                     aku akan meminangnya menjadi istriku .
Srikandi     : Benarkah itu pangeran?
Arjuna       : ya benar putri
Yudistira   : Baiklah Arjuna, jika memang itu kehendakmu, mari kita menuju ke kerajaan                 Panchala Drupada
                  Srikandi dan prajurit beserta para Pandawa menuju ke kerajaan Panchala untuk meminang Srikandi .
Arjuna       : Ampun baginda, hamba menghadap .
Raja           : Baiklah .
Arjuna       : Kedatangan hamba dengan saudara – saudara hamba berniat untuk       meminang putri baginda yaitu putri Srikandi sebagai istri hamba .
Raja           : Suatu kehormatan bagi kerajaan Panchala atas lamaran dari pandawa.   Baiklah, namun aku akan membicarakan terlebih dahulu pada Srikandi. Bagaimana putriku?
Srikandi     : Baiklah, saya akan menerima lamaranmu pangeran Arjuna, tetapi dengan  satu syarat .
Arjuna       : Syarat apa yang kau minta Putri?
Srikandi     : Siapapun dari pihakmu seorang wanita mengalahkanku beradu panah, maka aku siap menjadi istrimu pangeran .
Arjuna       : Baiklah jika itu keinginanmu putri, aku akan turuti keinginanmu .
                    Baginda hamba mohon pamit, esok hamba akan kembali .
Raja           : Baiklah .
                  Arjuna dan pandawa beranjak pulang menuju ke kerajaannya, sesampainya di kerajaan Arjuna memikirkan siapa yang akan menjadi lawan Srikandi, dia bingug mencari orang yag dapat mengalahkan Srikandi .
Subadra     : Ada apa kangmas? Aku melihat kangmas dari tadi sangat gelisah .
Rarasati     : Benar kangmas, dinda melihat kangmas sangat gelisah .
Arjuna       : Begini dinda
Subadra dan Rarasati        : iya kangmas .
Arjuna       : Kangmas sangat ingin sekali meminang seorang putri dari kerajaan Panchala, namun kangmas harus bias mencari seorang wanita untuk beradu panah dengannya .
Rarasati     : Biarkan aku saja kangmas yang melakukannya .
Arjuna       : Benarkah itu dinda?
Rarasati     : Iya benar
Subadra     : Jika memang benar itu tekadmu dinda, aku hanya bias memberikan restu dinda .
Arjuna       : Baiklah mari kita menuju ke kerajaan Panchala .
                  Arjuna beserta istri – istrinya menuju ke kerajaan Panchala untuk memenuhi syarat dari Srikandi .
Arjuna       :  AMPUN BAGINDA, HAMBA menghadap untuk memenuhi syarat yang telah putri srikandi berikan kepada hamba.
Raja           : baiklah jika memang kamu siap arjuna… punggawa siapkan busur dan anak panahnya…
Punggawa : baik baginda.
Rarasati dan srikandi beradu panah, dan pada akhirnya Rarasati mengalahkan Srikandi .
Raja           : rarasati telah mengalahkan mu srikandi, maka arjuna berhak menikahimu…
Srikandi     : baik ayah.
Raja           : Untuk merayakan pernikahan Arjuna dan Srikandi aku akan melaksanakan pesta selam 7 hari 7mala dan jika perlu kita undang padepokan seni sekar Arum, berbahagialah Rakyatku ...



















NAMA PEMAIN
1.      Abdul Rajab Haryoto Sebagai Raja Panchala
2.      Mas’od sebagai Yudistira
3.      A, Miftahul Arifin sebagai Arjuna
4.      Khairul Imam Julianto sebagai Bima
5.      Budi Kurniawan sebagai Nakula
6.      Imam Taufik sebagai Sadewa
7.      Dewi Rahma Yunita sebagai Srikandi
8.      Erva Fitri Faradiani sebagai Rarasati
9.      Anugerah Asyti Az Zahra sebagai Subadra
10.  Khairul Umam sebagai prajurit
11.  A.Hidayatullah Humairi sebagai prajurit
12.  M. Thohir Syaifullah sebagai prajurit
13.  Abdul Asis sebagai prajurit

TARI UMBL – UMBUL
1.      Siti Fatimah
2.      Ira Lufi Andani
3.      Agustin Sudarmini
TARI BENDERA
1.      Faridatul Rohmania
2.      Lailatul Qodariah
3.      Dafita Elfrida
4.      Irma Fitriyah
5.      Nur Cholila
TARI UMBUL – UMBUL DAN BENDERA
1.      Siti Fatimah
2.      Faridatul Rohmania
3.      Lailatul Qodariah
4.      Ira Lufi Andani



TARI KIJANG
1.      Nur Fatmawati
2.      Ispiniya
3.      Siti Maymuna
TARI RAKYAT
1.      Siti Fatimah
2.      Ira Lufi Andani
3.      Agustin Sudarmini
4.      Faridatul Rohmania
5.      Lailatul Qodariah
6.      Dafita Elfrida
7.      Nur Cholila














PENUTUP

Dengan belajar tari kami mendapatkan banyak hal, terutama dalam kedisiplinan dalam menyiapkan segala hal yang berbentuk kelompok yang berjumlah sangat banyak. Dengan drama tari ini kami mulai belajar tentang gerak dasar dalam tari dan pengaplikasiannya, kami juga belajar mencari gerakan yang sesuai dengan jalan cerita .
Selain itu, kami dapat mencoba menunjukkan karya tari kami di depan umum dan mencoba untuk percaya diri dengan karya kami. Seni tari sangat sulit dan membutuhkan ketekunan yang sangat amat membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan gerak yang sesuai dengan alur cerita .
Dengan cerita dan drama tari ini kami mengetahui cara menjadi sebuah tim yang baik untuk menghasilkan karya yang layak untuk dinikmati semua.