MAKALAH
TUGAS OLAHRAGA PERMAINAN
Di susun oleh :
1.
Imam Taufik ( 201210167 )
FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR (PGSD)
UNIVERSITAS ABDURRACHMAN SALEH
TAHUN AJARAN 2012 - 2013
BAB 1
PERMAINAN YANG TIDAK
MENGGUNAKAN ALAT
1.1 GOBAG SODOR
1.1.1 Deskripsi Singkat
Permainan
Gobag Sodor terkenal di wilayah Pulau Jawa. Banyak yang mengatakan bahwa
permainan ini berasal dari daerah Yogyakarta. Nama Gobak Sodor berasal dari
kata gobag dan sodor. Kata gobag artinya bergerak dengan
bebas. Sedangkan sodor artinya tombak.
Dahulu para
prajurit mempunyai permainan yang bernama sodoran sebagai latihan
keterampilan dalam berperang. Sodor ialah tombak dengan panjang
kira-kira 2 meter, tanpa mata tombak yang tajam pada ujungnya.
1.1.2. Pemain
Jumlah pemain dalam permainan Gobag Sodor harus berjumlah genap antara 6-10
anak. Kemudian dibagi menjadi dua tim, tim jaga dan tim serang. Jadi tiap tim
beranggotakan 3-5 anak. Pemain dalam Gobag Sodor biasanya anak laki-laki,
karena permainan ini menguras banyak tenaga. Tetapi kadang-kadang anak
perempuan juga bisa memainkannya asalkan kedua tim harus mempunyai komposisi
pemain yang seimbang baik jenis kelamin maupun umurnya. Hal ini untuk
menghindari timpang kekuatan yang sangat mencolok pada salah satu tim.
1.1.3. Iringan Permainan
Dalam bermain Gobag Sodor tidak diperlukan iringan, baik yang berupa lagu
atau suara musik apapun juga.
1.1.4. Persiapan
Yang perlu
dipersiapkan dalam permainan ini adalah lapangan Gobag Sodor yang berbentuk
persegi panjang. Kemudian antar garis panjang ditarik garis melintang sehingga
terbentuk beberapa persegi panjang. Setelah itu tarik garis tengah yang tegak
lurus dengan garis melintang sehingga akan terbentuk banyak petak yang sama
besar. Garis ini disebut garis sodor.
5. Aturan Permainan .
Beberapa
peraturan dalam permainan Gobag Sodor adalah sebagai berikut:
a. Masing-masing pemain dari tim jaga harus bergerak di sepanjang garis
melintang yang telah ditentukan. Jadi kakinya harus selalu menginjak garis
tersebut.
b. Yang boleh melalui garis sodor hanyalah penjaga garis melintang pertama
yang juga sebagai sodor.
c. Masing-masing pemain tim
serang, dari pangkalan harus berusaha melewati semua garis melintang. Dan jika
salah satu pemain saja bisa kembali lagi ke pangkalan tanpa tersentuh tim jaga
maka tim serang menang.
d. Bila pemain tim jaga bisa menyentuh salah satu pemain tim serang, maka tim
jaga menang. Lalu tim jaga berganti menjadi tim serang, begitu seterusnya.
e. Jika satu petak terisi 2 atau lebih pemain maka tim serang kalah, dan
berganti jadi tim jaga.
6. Jalannya
Permainan .
Pemain
dibagi mana yang ikut menjadi tim jaga dan tim serang. Masing-masing tim
memilih salah satu anggotanya untuk menjadi ketua yang bertugas sebagai sodor.
Dari gambar di atas misalnya, yang menjadi sodor tim jaga adalah A dan dari
sodor tim serang adalah F. Tim serang berkumpul di pangkalan, sementara tim
jaga berdiri di garis-garis melintang yang telah ditentukan ketuanya.
Dari gambar di atas, A sebagai sodor akan menjaga garis ef di
sebelah kiri. B menjaga garis gh di sebelah kanan. C menjaga garis ij
di sebelah kiri. D menjaga garis kl di sebelah kanan. Dan E menjaga
garis mn di sebelah kiri. Jadi jika dilihat dari depan akan terlihat
posisi tim jaga berbentuk zig-zag. A sebagai sodor selain bergerak di garis ef
juga bisa bergerak di garis cd.
Tim Serang
Berusaha Memasuki Lapangan
Tim serang
harus berusaha untuk masuk ke dalam petak-petak hingga dapat berada di belakang
garis mn. Kemudian berusaha kembali lagi ke pangkalan. Apabila seorang
pemain tim serang bisa kembali lagi ke pangkalan tanpa tersentuh oleh tim jaga,
maka tim serang menang dan mendapatkan poin.
Tetapi jika
salah satu pemain tim serang tersentuh oleh tim jaga sebelum sampai ke
pangkalan lagi, maka tim serang dinyatakan kalah. Setelah itu tim serang
berganti menjadi tim jaga, dengan F sebagai sodor. Jika 2 atau lebih
pemain tim serang berada di satu petak, maka tim serang kalah dan berganti
menjadi tim jaga. Demikianlah tahapan permainan gobag sodor yang bisa
diserangkan berulang kali.
Tim Serang
Berusaha Kembali ke Pangkalan.
7. Manfaat
Diantara
manfaat yang dapat diambil dari permainan Gobag Sodor adalah :
a. Melatih kerja sama dalam tim.
b. Melatih kepemimpinan.
c. Mengasah kemampuan otak.
d. Mengasah kemampuan mencari strategi yang tepat.
e. Meningkatkan kekuatan dan ketangkasan.
1.2 BENTENGAN
1.2.1 Deskripsi Singkat
Permainan
Bentengan sudah menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Asal usul permainan ini
tidak diketahui secara jelasnya, namun yang pasti permainan ini sudah sejak
lama dikenal dan dimainkan masyarakat. Permainan ini biasa dilakukan di malam
hari, terutama di malam terang bulan.
1.2.2 Pemain
Permainan ini pada umumnya dilakukan paling sedikit delapan orang anak dan
makin banyak pemain maka semakin meriahlah permainan ini. Pemain umumnya adalah
anak laki-laki karena permainan ini memerlukan banyak tenaga untuk berlari.
1.2.3 Iringan Permainan
Permainan ini tidak memerlukan iringan baik berupa nyanyian maupun suara
musik tertentu.
1.2.4 Persiapan
Yang perlu dipersiapkan dalam permainan ini adalah lapangan atau tempat
luas yang terdapat minimal dua batang pohon atau tiang yang nantinya digunakan
sebagai benteng. Jarak antar benteng minimal sepuluh meter.
1.2.5 Aturan
Permainan
Sebelum
memulai permainan ini sebaiknya menentukan peraturan-peraturan yang harus
disepakati. Beberapa peraturan yang biasanya diterapkan adalah :
a. Menentukan batas tempat bermain, sehingga pemain tidak boleh berlari
melewati batas.
b. Pemain yang tersentuh oleh pemain lawan, dia harus menyerahkan diri ke
kelompok lawan.
1.2.6 Jalannya Permainan
Pemain
dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok memilih salah satu anggota
untuk menjadi ketua kelompok tersebut. Biasanya yang dijadikan ketua adalah
yang badannya besar dan larinya cepat. Setelah itu ketua kelompok menentukan
sebuah pohon atau tiang yang digunakan untuk benteng permainan.
Kemudian antar
ketua kelompok melakukan suit. Kelompok yang ketuanya kalah dalam suit
(kelompok I) bertugas untuk menjaga bentengnya, sedangkan kelompok yang menang
suit (kelompok II) bertugas untuk merebut benteng yang dijaga oleh kelompok I.
Selanjutnya
anggota kelompok II menyebar dan yang kurang cepat larinya bersembunyi, lalu
kelompok II mendekati benteng. Sedangkan kelompok I berusaha menjaga dan
mempertahankan benteng, sehingga terjadilah saling kejar-mengejar antara
anggota kelompok I dengan anggota kelompok II. Anggota kelompok I berusaha
memegang anggota kelompok II, sedangkan di lain pihak ketua kelompok II
berusaha untuk merebut benteng sambil menghindar agar anggotanya jangan sampai
dapat dipegang oleh anggota kelompok I.
Kalau ada
anggota kelompok I yang berhasil memegang anggota kelompok II, maka kelompok II
dinyatakan kalah dan harus mengganti kelompok I untuk menjaga benteng.
Sedangkan kelompok I berusaha untuk merebut benteng. Kalau ada kelompok I
berhasil merebut benteng (cukup dipegang saja) maka kelompok I menang dan terus
sebagai pihak yang akan merebut benteng.
Demikianlah permainan Bentengan ini berlangsung terus-menerus.
1.2.7 Manfaat
Diantara
manfaat yang dapat dipetik dari permainan Bentengan adalah :
a. Mengasah
kemampuan dalam memutuskan masalah.
b. Melatih kerja sama dalam tim.
c. Melatih kecepatan dalam berlari.
d. Sebagai hiburan yang menyehatkan.
1.3 PERMAINAN BINTANG BERALIH (kucing-kucingan)
Permainan kucing-kucingan merupakan satu diantara sekian
permainan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat jawa. Penamaan permainan
ini tampaknya berasal dari perilaku dalam permainan, yaitu menirukan tingkah
laku seekor kucing yang sedang mengejar atau menangkap mangsanya, khususnya
tikus.
Asal usul permainan ini sudah
menjadi milik masyarakat sehingga tidak atau belum diketahui secara pasti
mengenai pencipta maupun tempat asalnya serta waktu permulaannya.
Waktu memainkan permainan
kucing-kucingan sebenarnya dapat dilakukan siang maupun malam hari dengan
catatan dalam keadaan terang atau pemain dapat melihat pemain lainnya. Namun
demikian, biasanya dilakukan oleh anak-anak pada waktu senggang dan ini
biasanya ada pada waktu sore hari. Sedangkan tempat permainan biasanya
dilakukan dihalaman yang tidak harus luas, kira-kira bidang persegi berukuran
minimal 3 meter.
Permainan ini dapat dilakukan oleh
sembarang anak, baik laki-laki maupun perempuan yang telah memiliki kecepatan
lari yang baik. Biasanya dilakukan oleh anak-anak usia sekolah antara 6-11
tahun.
1.3.1
Tujuan.
Mengisi waktu luang, melatih kelincahan dan kekompakan.
Mengisi waktu luang, melatih kelincahan dan kekompakan.
1.3.2
Manfaat.
Gembira, meningkatkan kebugaran, kelincahan, dan kekompakan.
Gembira, meningkatkan kebugaran, kelincahan, dan kekompakan.
1.3.3
Sasaran.
Anak-anak usia Sekolah Dasar .
Anak-anak usia Sekolah Dasar .
1.3.4
Peraturan permainan .
1. Lapangan
Masing-masing penjaga bergandengan
melingkar. Setelah itu ditempat berpijak kita kasih tanda melingkar dan tidak
mudah hilang.
2.Penjaga
Kucing (yang jadi) .
Kucing (yang jadi) .
3. Pemain
Masing-masing regu mengirimkan 5
pemain Sekolah Dasar putra/putri.
4. Lama Permainan
4. Lama Permainan
Lama permainan 2 x 15 menit
(istirahat 5 menit)
5. Jalannya Permainan
Setelah diadakan undian, yang kalah
jadi kucing. Dari sekian pemain diambil yang paling lincah. Yang menang undian
jaga bergantian dengan melingkar dan tempat berpijak kita kasih tanda. Penjaga
berusaha saling pindah tempat berpijak sekali dapat tukar tempat mendapatkan
nilai satu. Dan seterusnya sampai waktu habis.
Dan si kucing berusaha merebut
tempat berpijak pada mereka yang sedang mengadakan pergantian tempat, bila
kucing dapat menempati tempat tersebut maka diadakan pergantian (yang jaga jadi
kucing dan kelompok kucing menjadi penjaga).
6. Penilaian .
Setelah selesai permainan, jumlah
nilai terbanyak menjadi juara .
BAB II
PERMAINAN
MENGGUNAKAN ALAT
Balap karung
adalah salah satu lomba yang selalu diadakan hampir di setiap daerah ketika
memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus
setiap tahunnya. Namun konon, adanya permainan balap karung tidak sejak Indonesia
merdeka, melainkan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Waktu itu
permainan sering dilalukan oleh anak-anak usia 6-12 tahun pada saat ada
acara-acara keramaian atau perayaan di sekolah-sekolah Belanda atau di
kampung-kampung. Seiring perkembangan zaman, saat ini permainan juga dilakukan
oleh orang dewasa di perkantoran dan pabrik-pabrik untuk ikut memerihkan hari
kemerdekaan Indonesia.
2.1.1 Pemain
Permainan
balap karung dapat dikategorikan sebagai permainan segala umur (anak-anak,
remaja dan dewasa) yang dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Jumlah
pemainnya antara 4--6 orang, baik dalam bentuk kelompok dengan anggota maksimal
2 orang maupun perseorangan. Selain pemain, lomba balap karung juga menggunakan
wasit untuk mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.
2.1.2 Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan
balap karung tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang luas. Ia dapat dimainkan
di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di pekarangan rumah atau di
tanah lapang. Luas arena permainan balap karung ini hanya sepanjang 5 - 10
meter dan lebar sekitar 3 - 4 meter yang dibagi menjadi 4 atau 5 jalur.
Sedangkan
peralatan permainannya adalah: (1) kapur tulis atau pecahan genting untuk
membuat garis batas antarpemain; (2) peluit untuk memberi aba-aba; dan (3)
karung beras atau karung terigu ukuran lima puluh kilogram yang nantinya akan
dikenakan oleh para pemain ketika berlomba.
2.1.3 Aturan Permainan
Aturan dalam
permainan ini tergolong mudah, yaitu seseorang harus melompat memakai karung
dari garis start menuju ujung lintasan dan kembali lagi garis start semula.
Apabila permainan dilakukan secara berkelompok, ketika pemain telah kembali ke
garis start maka ia akan digantikan pemain lain dalam regunya. Dan, regu yang
berhasil mencapai garis start/finish dengan catatan waktu tercepat dinyatakan
sebagai pemenangnya.
Sebagai
catatan, perlombaan biasanya menggunakan sistem gugur karena jumlah pesertanya
banyak. Jadi, apabila seseorang atau sebuah regu berhasil menang, ia harus
melawan lagi pemenang yang lain. Sedangkan yang kalah dinyatakan gugur dan
tidak dapat bermain lagi.
2.1.4 Jalannya Permainan
Permainan
balap karung diawali dengan pengundian untuk menentukan regu atau pemain mana
yang akan memulai. Cara menentukannya ada yang mirip seperti arisan yaitu
menuliskan nama-nama pemain atau regu yang akan bermain dalam secarik kertas
kecil lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol atau gelas kemudian dikocok.
Apabila permainan beregu, maka dua regu yang gulungan kertasnya pertama keluar
dari botol akan mendapat giliran pertama untuk bermain, sedangkan regu lainnya
sesuai dengan urutan kertas yang keluar selanjutnya.
Setelah
proses pengundian selesai, maka kedua regu yang terdiri dari dua atau tiga
orang akan segera memasuki arena permainan. Selanjutnya, satu persatu dari
anggota regu secara bergiliran akan melompat memakai karung dari garis start
menuju ujung lintasan dan kembali lagi ke garis start semula untuk digantikan
oleh anggota lain dalam regunya. Begitu seterusnya hingga seluruh anggota regu
mendapat giliran untuk melompat dan regu yang lebih dahulu mencapai garis finis
dinyatakan sebagai pemenangnya.
2.1.5 Nilai Budaya
Nilai yang terkandung dalam
permainan yang disebut sebagai balap karung ini adalah: kerja keras, kerja
sama, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain
untuk dapat mencapai garis finis secepat mungkin. Nilai kerja sama tercermin
dari kekompakan para pemain ketika sedang bermain. Dan, nilai sportivitas tercermin
tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat
berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang
dada.
2.2 Permainan Bola Bakar .
Permainan
Bola Bakar dahulu dikenal dengan nama slagbal, yang berasal dari negeri Belanda,
slagbal berarti bola pukul. Dalam permainan ini selain menggunakan bola kecil,
tongkat pemukul, dan tiang. Juga menggunakan tong pembakar, sehingga hingga
kini permainan ini dinamakan Bola bakar. Adapun bentuk dan cara bermainnya
sangat sederhana dan mudah,sebagai berikut :
2.2.1 Sarana yang digunakan .
Permainan Bola Bakar ini juga tidak
lepas dari sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang berlangsungnya
permainan ini, antara lain sebagai berikut
2.2.2
Lapangan
2.2.3 Alat
yang di gunakan .
1. Tongkat pemukul
2. Bola
3. Tiang hinggap (kayu)
4. Papan hangus (kardus)
2.2.4
Jumlah pemain .
12 rang atau lebih
2.2.5
Wasit .
3 orang .
2.2.6
Jalannya permainan .
Permainan bola bakar dapat dilakukan
oleh putra/putri maupun campuran dengan seorang kapten yang melakukan undian
bersama wasit sebagai pengawasnya. Dalam permainan bola bakar ada beberapa
perbedaan yang mendasar dari permainan kasti antara lain :
Pemukul :
Setiap pemukul mempunyai kesempatan
memukul 3 kali. Pukulan dinyatakan betul jika telah melewati garis muka dan
jatuh di dalam garis salah dan perpanjangannya. Setelah melakukan pukulan,
pemukul harus meletakkan tongkatnya ditempat semula dan berlari ketiang
hinggap. Setiap pemain pemukul dapat dimatikan sebanyak 10 kali.
Penjaga :
Berusaha mematikan lawan baik dengan
membanting bola ke tong pembakar maupun dengan melakukan tangkap bola.
2.2.7 Pergantian tempat .
Maksudnya adalah berganti tugas
antara pemukul yang berubah menjadi penjaga kaena suatu sebab. Adapun sebab itu
antara lain telah terjadi tangkap bola sebanyak 5 – 10 kali, tergantung
kesepakatan sebelum pertandingan. Telah terjadi mati sebanyak 10 kali. Di dalam
ruang bebas sudah tidak ada satupun pemain dari regu pemukul maupun pelambung.
2.2.8 Teknik
melempar dan menangkap bola .
Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara cara melempar dan menangkap dalam permainan bola bakar dengan cara
melempar dan menangkap dalam permainan kasti. Karena dalam setiap permainan
bola kecil, dalam hal ini, kasti, rounders, bola bakar, keppers teknik
melempar dan menangkap bola adalah sama.
2.2.9 Kesalahan ( mati ) yang dicatat wasit :
Tindakan pemukul yang dinyatakan
mati oleh wasit adalah kesalahan memukul sebanyak 3 kali. Meletakkan kayu
pemukul tidak pada tempatnya. Pada saat berlari pemain tidak menyentuh tiang
hinggap yang dilaluinya. Pemain menggangu bola. Dan yang terakhir adalah
pembakar telah memukulkan bola ke tong pembakar.
2.2.10 Nilai :
Seorang pemain akan mendapat skor /
nilai jika memenuhi criteria sebagai berikut :
Seorang pelari akan mendapat nilai 2
jika pelari tersebut dapat memukul bola dan dinyatakan sah, dan berlari ketiang
– tiang hinggap serta dapat kembali ke ruang bebas dengan pukulannya sendiri,
dan tidak melakukan kesalahan dalam larinya.atau istilah dalam permainan adalah
home run.
Seorang pemain yang melakukan
pukulan sah dan berlari ketian g hinggap, berhenti disana untuk menunggu
giliran pukulan berikutnya tiba, dan berlari kembali jika pukulan berikutnya
dinyatakan sah dan kembali ke ruang bebas tanpa melakukan kesalahan, maka orang
tersebut mendapat nilai 1. Seorang diberi nilai 0 jika tidak melakukan hal –
hal yang diatas.
2.2.11 Bunyi
peluit ( untuk wasit ) :
Untuk menyamakan asumsi dalam
permainan antara wasit dan pemain, maka harus dibuat kesepakatan menggunakan
kode / isyarat berupa tiupan peluit yang digunakan oleh wasit. Adapun macam dan
jenis peluit yang dibunyikan adalah sebagai berikut :
1. Peluit pendek sebanyak satu kali
dimaksudkan jika pembakar telah membakar papan hangus ( sebagai tanda jika
papan yang digunakan sekiranya tidak bisa didengar oleh pemain )
2. Pendek sebanyak dua kali jika
pukulan salah
3. Tiupan panjang tiga kali adalah pada
saat permulaan pertandingan, akhir pertandingan, awal istirahat, akhir
istirahat, dan pada pertukaran tempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar